Senin, 27 Oktober 2014

RUMAH GURITA

Kenyataan dari Rumah Gurita

Cukup banyak isu yang beredar mengenai Rumah Gurita. Namun keangkeran, isu mengenai gereja dan tempat pemujaan setan yang paling sering dibicarakan orang. Tidak sedikit pula orang yang memperingatkan ketika ada orang yang mengatakan dirinya ingin ke sana hanya dengan alasan ‘penasaran’. Namun ketika orang yang memperingatkan itu ditanya, banyak yang menjawab bahwa mereka mendapat kabar tersebut dari teman, kerabat, atau internet, bahkan hanya sedikit dari mereka yang pernah melihat Rumah Gurita secara langsung.
Ketakutan? Kegelisahan? Atau, hanya sebuah ketidakpastian informasi yang ada mengenai Rumah Gurita tersebut?
Simpang siur mengenai ‘misteri’ Rumah Gurita memang menjadi pembicaraan tersendiri oleh orang yang tinggal di Bandung. Namun warga sekitar rumah tersebut telah memperlihatkan raut muka bosan dengan pertanyaan seperti, “Apa benar rumah tersebut angker? ”. Beberapa orang di situ juga mengaku sering sekali ditanyai pertanyaan seperti itu entah itu dari orang biasa atau dari orang-orang dengan alasan ‘penasaran’ akan rumah tersebut.
Warga di sekitar situ memang tidak pernah melihat keanehan dari Rumah Gurita. Warga melihat rumah itu sebagai rumah biasa dengan patung gurita di atapnya. “Patung itu sebenarnya dipakai buat tandon air, di dalam kepalanya itu ada wadah untuk menampung air,” ungkap Afnizar, selaku ketua RT di wilayah tersebut.
Memang benar bahwa patung yang ada di atas rumah tersebut adalah patung Gurita, lengkap dengan kepalanya yang menggelembung dan tentakel-tentakelnya yang seolah sedang memeluk atap rumah tersebut. Kesan horor mungkin ditampilkan oleh dinding putih yang sudah sedikit mengelupas dan kekuning-kuningan.

Asal mula nama “Rumah Gurita” sendiri sepertinya bukan berasal dari si pemilik rumah atau warga sekitar. Warga lebih mengenal bentuk patung yang ada di atas rumah tersebut sebagai ‘cumi’, salah satu bukti bahwa warga tidak menamai rumah itu dengan “Rumah Gurita”, kalau memberi nama mereka pasti memberi nama rumah tersebut sebagai “Rumah Cumi”.
Ketika ditemui di rumahnya di daerah Sukagalih, Afnizar juga mengatakan bahwa rumah tersebut juga pernah diliput oleh salah satu stasiun televisi. Selaku ketua RT di wilayah tersebut, Afnizar juga menyatakan bahwa dirinya tidak pernah mendengar ada keluhan ataupun laporan-laporan tentang keanehan dari rumah tersebut.
Selama Afnizar menjabat jadi ketua RT, memang banyak orang yang bertanya-tanya mengenai rumah tersebut. Mulai dari mahasiswa yang penasaran dan ingin meneliti sampai orang yang berasal dari luar kota. Dia juga mengatakan bahwa semuanya memiliki pertanyaan yang tidak jauh berbeda, tidak jauh-jauh dari mencari kebenaran dari isu yang tersebar mengenai rumah itu.
Sebuah pengalaman yang unik mungkin ketika dia didatangi seseorang yang ingin beribadah di gereja di dekat situ. “Dulu pernah ada orang yang datang ke sini dan ingin mendaftar untuk beribadah di gereja. Nah saya juga bingung, kenapa dia jauh-jauh datang ke sini, memangnya tidak ada gereja lain?” kata Afnizar.
“Yang paling aneh, dia justru ingin mendaftar ke saya untuk ikut suatu jemaat. Nah sayanya bingung, kenapa daftarnya ke sini? Kalau mau ikut kenapa pakai daftar? Kalau beribadah ya ibadah saja, nggak usah daftar ‘kan?” lanjut Afnizar mengenai ceritanya.
Dari penjelasan Afnizar, sepertinya orang yang datang kepadanya mendengar isu bahwa Rumah Gurita adalah sebuah gereja, bukan rumah tinggal.
Afnizar juga mengatakan bahwa di dalamnya itu ada yang menempati. Meski pemilik aslinya jarang di rumah, ada orang yang menempati rumah tersebut. Terlihat kosong karena yang menempati rumah tersebut jarang keluar rumah. “Sudah terlalu tua, kasihan karena naik turun tangga terus,” ucap Afnizar.
“Dulu sering ada yang iseng dengan membunyikan bel, tapi ketika dilihat orang yang membunyikan bel tidak ada. Makanya sekarang dia tidak mau membukakan pintu ketika ada orang yang berkunjung.” Sebuah pernyataan dari Afnizar yang mungkin menjawab pertanyaan beberapa orang yang tidak pernah bertemu langsung dengan penghuni rumah tersebut. (Yudha/Afriski)



Kamis, 18 September 2014

Rising Star (Indah Nevertari - Gangsta)


http://www.youtube.com/watch?v=TiYbAqph9GQ

Resep Cara Membuat Kue Macaron



        
        Kue Macaron adalah salah satu kue yang sedang terkenal dan booming selain Rainbow Cake, Red Velvet Cake dan Red Velvet Cupcake. Kue macaron ini termasuk jenis kue yang sangat lembut dengan rasa yang manis dan mempunyai beragam isi. Rasanya juga bermacam-macam seperti strawberry, pisang, lemon, coklat, blueberry, atau raspberry. Dan kue macaron ini semakin menarik dengan tampilannya yang eye catching atau sangat mencolok dan berwarna warni. Nama kue macaron diambil dari kata "maccherone" yang berati fine dough atau adonan yang lembut. Kue Macaron ini merupakan salah satu makanan tradisional paris / perancis lho. kue asal italia ini masih cukup mahal di indonesia untuk sekarang ini. Dan bahan dasar dari kue macaron ini terdiri dari putih telur dan pasta almond. Wah pantas ya kalo kue macaron ini sangat nikmat dan diburu banyak orang untuk saat ini. berikut ini cara membuat kue macaron rasa strawberry. jadi kalo sobat onliners ingin membuat dengan beraneka rasa yang sobat onliners sukai, misalnya coklat, blueberry, lemon dll. Sobat onliner's bisa menggunakan resep yang sama, cuma mengganti pasta dan pewarna yang digunakan. itu saja sih rahasianya.


Bahan Kue Macaron :
400 gr Icing sugar
100 gr Putih telur
2 sdm Tepung maizena
50 gr Bubuk almond, ayak
¼ sdt Garam halus
½ sdt Pasta stroberi / pewarna merah muda
Bahan Isi Kue Macaron :
1 btr putih telur
4 sdm gula halus
1 sdm air jeruk nipis

Cara Membuat Kue Macaron :

1. Mixer putih telur dengan icing sugar dan garam halus hingga mengembang dan kaku.
2. Lalu masukkan tepung maizena, bubuk almond dan pasta stroberi ke dalam adonan putih telur, di aduk sebentar hingga adonan tercampur rata.
3. Siapkan loyang kue yang diolesi dengan margarin. Kemudian masukkan adonan macaron ke dalam piping bag / plastik corong segi tiga dan gunting bagian ujung plastiknya.
4. Semprot / bentuk adonan ke atas loyang hingga membentuk bulatan. dan diamkan di dalam suhu ruang selama 1 jam hingga adonan melebar.
5. oven adonan dalam suhu 160 derajat celcius selama 15 menit.
6. Setelah 15 menit, buka pintu oven, biarkan selama 3 menit. Kemudian panggang kembali dengan menggunakan temperatur 130 derajat celcius selama 25 menit atau hingga kue benar-benar matang dan kering. Lalu angkat.
7. Diamkan adonan hingga menjadi dingin. Setelah itu keluarkan kue dari cetakkan. Ambil satu buah macarons lalu olesi dengan bahan isi dan kemudian tutup dengan macaron yang lain.
8. Sajikan dan Simpan macaron di dalam toples kedap udara.
Cara Membuat isi Macaron sendiri :
Kocok putih telur, gula halus dan air jeruk nipis hingga semua bahan tercampur rata dan berwarna putih. Sisihkan. Isi siap digunakan.
Untuk 20 Buah

 Tips Agar Kue Macaron Bagus dan Berhasil :
1. Jangan menggunakan gula halus karena itu akan menghasilkan macaron dengan warna kusam dan bertekstur kasar. Lebih baik menggunakan icing sugar, jenis gula ini bisa di beli di toko bahan kue.
2. Pastikan mixer dan mangkuk adonan dalam kondisi kering, karena dengan adanya air di dalam mangkuk atau mixer bisa menyebabkan kocokan putih telur tidak mengembang dengan baik.
3. Jangan memanggang / meng oven kue ini dalam suhu terlalu panas atau diatas 200 derajat karena akan menyebabkan permukaan kue menjadi retak namun bagian dalamnya masih lembab.
4. Isi kue macaron bisa diganti sesuai selera, misalnya dengan pindakas, selai, coklat pasta, whipped cream, butter cream, cream cheese, atau yang lainnya .


SELAMAT MENCOBA



Sabtu, 13 September 2014

Penyakit virus ebola


       Penyakit virus ebola (EVD) atau demam berdarah Ebola (EHF) adalah penyakit pada manusia yang disebabkan oleh virus Ebola. Gejalanya biasanya dimulai dua hari hingga tiga minggu setelah terjangkit virus, dengan adanya demam, sakit tenggorokan,nyeri otot, dan sakit kepala. Biasanya diikuti dengan mual, muntah, dan diare, serta menurunnya fungsi liver dan ginjal. Pada saat itu, beberapa orang mulai mengalami masalah pendarahan.[1]
Virus mungkin didapatkan melalui kontak dengan darah atau cairan tubuh hewan yang terinfeksi (bisanya monyet atau kelelawar buah).[1] Penyebaran lewat udara belum pernah tercatat dalam lingkungan alami.[2] Kelelawar buah diyakini dapat membawa dan menyebarkan virus tanpa terjangkit. Begitu terjadi infeksi pada manusia, penyakit ini dapat menyebar pada orang-orang. Pria yang selamat dari penyakit ini dapat menularkannya lewat semen selama hampir dua bulan. Untuk membuat diagnosis, biasanya penyakit lain dengan gejala serupa, seperti malariakolera dan demam berdarah virus lainnya harus dikecualikan terlebih dahulu. Untuk memastikan diagnosis, sampel darah diuji untuk antibodi virus, RNA virus, atau virus itu sendiri.[1]
Pencegahannya meliputi upaya mengurangi penyebaran penyakit dari monyet dan babi yang terinfeksi ke manusia. Hal ini dapat dilakukan dengan memeriksa hewan tersebut terhadap infeksi, serta membunuh dan membuang hewan dengan benar jika ditemukan penyakit tersebut. Memasak daging dengan benar dan mengenakan pakaian pelindung ketika mengolah daging juga mungkin berguna, begitu juga dengan mengenakan pakaian pelindung dan mencuci tangan ketika berada di sekitar orang yang menderita penyakit tersebut. Sampel cairan dan jaringan tubuh dari penderita penyakit harus ditangani dengan sangat hati-hati.[1]
Belum ada pengobatan khusus untuk penyakit ini; upaya untuk membantu orang yang terjangkit meliputi pemberian terapi rehidrasi oral (air yang sedikit manis dan asin untuk diminum) atau cairan intravena.[1] Penyakit ini memiliki tingkat kematian yang tinggi: seringkali menewaskan antara 50% hingga 90% orang yang terinfeksi virus.[1][3] EVD pertama kali diidentifikasi di Sudan danRepublik Demokratik Kongo. Penyakit ini biasanya mewabah di wilayah tropis Afrika Sub-Sahara.[1] Sejak tahun 1976 (ketika pertama kali diidentifikasi) hingga 2013, kurang dari 1.000 orang per tahun telah terinfeksi.[1][4] Wabah terbesar hingga saat ini adalah wabah Ebola Afrika Barat 2014 yang sedang terjadi, dan melanda GuyanaSierra LeoneLiberia dan kemungkinanNigeria.[5][6] Hingga bulan Agustus 2014, lebih dari 1600 kasus telah diidentifikasi.[7] Upaya sedang dilakukan untuk mengembangkan vaksin; namun, belum membuahkan hasil.[1]